Sekelebat Hujan Yang Sangsi
Akan ku paparkan kepada
sunyi, tentang arus sepanjang kali yang lahir dari jantungmu. Engkau belum juga
mengerti selimut angin yang ku kenakan setiap malam, ketika kelopakmu terpejam.
Aku takkan memaksakan langit yang hamil mendung agar menggugurkan hujan. Sebab,
jalan ini masih kelewat panjang. Dan seperti yang kita pelajari dari buku suci,
kita tak akan mengerti di mana jalan ini berhenti. Jika seketika lembut pipimu
basah, aku akan mengutuk sekelebat hujan yang sangsi.
Bacalah akar lumut yang
setia mengakar pada setiap batu cadas di beranda halaman. Kemudian tuliskan
pada selembar kain putih sebelum sempurna diselimuti dangka. Pahamilah kekasih, sunyi barangkali akan bertutur tentang
huruf-huruf yang berserakan ketika tanaganmu gigil tak mampu mengail. Dan seterusnya
kau akan tahu bahwa aku adalah sunyi yang mengajak tanganmu tengadah ketika
luka begitu nganga.
Purwokerto,
tanggal sekian Januari 2013
Hikayat Sepasang Mata Bulat Yang Menahi di Wajahmu
Kekasih, sepertinya engkau
lupa
Sajak terahir yang ku tulis
di halaman pertama
Jika lidahmu beku, mintalah
kepada rumpun perdu
Sekisah rindu yang ku tutur
dari segumpal ngilu
Engkau tahu, malam-malamku
adalah sunyi mendendam
Pada adam yang memperkosa
hawa
Ketika bidadari tak
mencukupkan birahinya
Karena itu aku merayu
Dengan sajak yang ku pungut
dari peluh
Serupa hikayat mata bulat
yang menahi di wajahmu
Purwokerto,
menjelang siang beranjak setengah Januari 2013
salam pak.. ini blog baru?? apa blog orang yg submit artikel di blog anda??!!.
ReplyDelete@Miz Tiablog baru miz? lagi kebanjiran nulis puisi soalanya. Blog ini saya khususkan untuk puisi dan cerita pendek...
ReplyDeleteterenyuh.....:D
ReplyDeleteseperti sunyi yang membabar susunan kata yang ku sebut sajak. Makasih mbak Jiah...salam:)
ReplyDeleteSaya rindu menulis puisi,...entah knp akhir2 ini sulit sekali :(
ReplyDelete@IrmaSenjapuisi itu harus lahir dengan rasa dan estetika. jika sedang masa sulit, tentu tidak bisa dipaksakan mbak?
ReplyDeletekeren ni sajaknya. puisi2 yg ane tulis aja kalah telak komen back y
ReplyDeleteindah sobat....cuma bisa bilang itu. t_T
ReplyDelete@Vicio rizkySaya pikir tidak ada istilah kalah atau menang pada puisi, kecuali dalam lomba menulis atau membaca puisi mas Vicio?
ReplyDelete@PuisiMoe HariiniPuisi-puisimu juga indah sob?
ReplyDeletesalam sob
ReplyDeletemaaf baru berkunjung,semoga silahturrahim ini berkah aamiin.
karyanya bagus2.....salut lah,bisa belajar buat puisi dari sini dong hehe :)
@Reo AdamMakasih sob, tentu mari saling eratkan silaturahmi. Kesibukan di dunia offline, juga tentunya adalah sebuah kewajaran jika kita lama tidak saling berkunjung. salam:)
ReplyDeleteihirrr, sik asik, cit cuiiitt,, hehehe.... blog baru to? kunjungan perdana nih sekaligus follow, :D
ReplyDelete@tujuh bungaihirrr, sik asik, cit cuiiitt,, hehehe juga mbak? Thanks kunjungannya...
ReplyDelete