Serupa Sajak Kepada Istri Tercinta

By
Advertisement

Sekelebat Hujan Yang Sangsi
               
Akan ku paparkan kepada sunyi, tentang arus sepanjang kali yang lahir dari jantungmu. Engkau belum juga mengerti selimut angin yang ku kenakan setiap malam, ketika kelopakmu terpejam. Aku takkan memaksakan langit yang hamil mendung agar menggugurkan hujan. Sebab, jalan ini masih kelewat panjang. Dan seperti yang kita pelajari dari buku suci, kita tak akan mengerti di mana jalan ini berhenti. Jika seketika lembut pipimu basah, aku akan mengutuk sekelebat hujan yang sangsi.

Bacalah akar lumut yang setia mengakar pada setiap batu cadas di beranda halaman. Kemudian tuliskan pada selembar kain putih sebelum sempurna diselimuti dangka. Pahamilah kekasih, sunyi barangkali akan bertutur tentang huruf-huruf yang berserakan ketika tanaganmu gigil tak mampu mengail. Dan seterusnya kau akan tahu bahwa aku adalah sunyi yang mengajak tanganmu tengadah ketika luka begitu nganga.

Purwokerto, tanggal sekian Januari 2013


Hikayat Sepasang Mata Bulat Yang Menahi di Wajahmu

Kekasih, sepertinya engkau lupa
Sajak terahir yang ku tulis di halaman pertama
Jika lidahmu beku, mintalah kepada rumpun perdu
Sekisah rindu yang ku tutur dari segumpal ngilu

Engkau tahu, malam-malamku adalah sunyi mendendam
Pada adam yang memperkosa hawa
Ketika bidadari tak mencukupkan birahinya

Karena itu aku merayu
Dengan sajak yang ku pungut dari peluh
Serupa hikayat mata bulat yang menahi di wajahmu

Purwokerto, menjelang siang beranjak setengah Januari 2013

14 comments:

  1. salam pak.. ini blog baru?? apa blog orang yg submit artikel di blog anda??!!.

    ReplyDelete
  2. @Miz Tiablog baru miz? lagi kebanjiran nulis puisi soalanya. Blog ini saya khususkan untuk puisi dan cerita pendek...

    ReplyDelete
  3. seperti sunyi yang membabar susunan kata yang ku sebut sajak. Makasih mbak Jiah...salam:)

    ReplyDelete
  4. Saya rindu menulis puisi,...entah knp akhir2 ini sulit sekali :(

    ReplyDelete
  5. @IrmaSenjapuisi itu harus lahir dengan rasa dan estetika. jika sedang masa sulit, tentu tidak bisa dipaksakan mbak?

    ReplyDelete
  6. keren ni sajaknya. puisi2 yg ane tulis aja kalah telak komen back y

    ReplyDelete
  7. indah sobat....cuma bisa bilang itu. t_T

    ReplyDelete
  8. @Vicio rizkySaya pikir tidak ada istilah kalah atau menang pada puisi, kecuali dalam lomba menulis atau membaca puisi mas Vicio?

    ReplyDelete
  9. salam sob
    maaf baru berkunjung,semoga silahturrahim ini berkah aamiin.
    karyanya bagus2.....salut lah,bisa belajar buat puisi dari sini dong hehe :)

    ReplyDelete
  10. @Reo AdamMakasih sob, tentu mari saling eratkan silaturahmi. Kesibukan di dunia offline, juga tentunya adalah sebuah kewajaran jika kita lama tidak saling berkunjung. salam:)

    ReplyDelete
  11. ihirrr, sik asik, cit cuiiitt,, hehehe.... blog baru to? kunjungan perdana nih sekaligus follow, :D

    ReplyDelete
  12. @tujuh bungaihirrr, sik asik, cit cuiiitt,, hehehe juga mbak? Thanks kunjungannya...

    ReplyDelete