Puisi di Ubun-ubun Rumah Sunyi

By
Advertisement

Kepada Dzikir Yang Pecah di Batu

Doa ini terasa purba
Melumut pada setiap aliran sungai di mataku
Telah lama kau ajari kami
Segenggam kata yang tertulis di buku suci

Sepertinya engkau lupa mencatatkan nasib
Pada halaman pertama atau juz berikutnya
Padahal aku adalah angin yang lupa jalan untuk pulang

Maka, kami kemasi saja
Doa dan kata yang pernah kami pelajari dari buku suci
Sebab, nasib adalah wajah sunyi yang tak pernah jujur pada dirinya
Serupa  dzikir yang pecah di batu

Kematian akan terus hidup
Sedang mimpi kami adalah luka melegam
Pada malam yang tak pernah terpejam

Purwokerto, Januari 2013

Biografi Tuhan

Matamu, sesekali adalah bidadari. Di lain kali, adalah terik luka. Seperti sekerat pagi yang gelisah ini, kau tiupkan angin pada ubun-ubun embun. Membuncah dan jengah di jalan-jalan tak bernama. Sekali itu saja aku menggambar matamu serupa lamuk yang teduh. Memadangi purnama di tengah bulan. Menjaga langit-langit yang tak pernah bertiang. Dan seterusnya, adalah gambar pekat yang tak terbaca. Sebagaimana aku menamakan namamu Tuhan.

Purwokerto, Januari 2013

12 comments:

  1. Indah,...bahasamu adalah cara Tuhan memperlihatkan sedikit dari sekian keindahan

    ReplyDelete
  2. @IrmaSenjaTerima kasih Mbak? Puisi di atas lahir pada saat saya sedang di jalan menuju kantor. Melihat apapun sepanjang jalan, kemudian mewujud pada bentuk tulisan di siang ini. Salam:)

    ReplyDelete
  3. tak bisa mengungkapkan dengan kata setelah baca puisi diatas.....sungguh luar biasa,salut ane.

    selamat sob,teruskan berkarya....salam sukses

    ReplyDelete
  4. @Reo AdamTrims Mas Reo? Sukses juga buat KPK nya. Salam:)

    ReplyDelete
  5. saya bingung mau komen apa.. yg jelas saya suka kalo anda memakai kalimat tentang alam dan kebesaran kuasaNYA , bikin kita terenyuh agar selalu beryukur .
    terima kasih sudah berbagi. meskipun ada beberapa yg kurang saya pahami :D
    .

    ReplyDelete
  6. walaupun saya sangat susah memahami puisi, tapi saya merasakan sebuah gejolak batin yang mendalam akan semangat untuk terus bermuhasabah diri menuju ridho Alloh Ta'ala
    keren Kang

    ReplyDelete
  7. selamat sore, selamat tahun baru dan selamat berpuisi

    ReplyDelete
  8. maha suci Allah dari segala keindahan-Nya

    ReplyDelete
  9. @Djangan Pakiessaya kira Kang Djangkis telah memahami makna tersirat dalam puisiku di atas. sebab, puisi hanya bisa di pahami dengan rasa tidak dengan logika. Makasih kang, salam:)

    ReplyDelete
  10. @Muhammad A VipTerima kasih komennya bro? Meski aku agak susah menerjemahkan kalimat "Selamat berpuisi"...salam:)

    ReplyDelete
  11. @Abdul Haris MubarakTolong bantu saya memahami kesucian dan keindahan Alloh. Rasanya aku seperti tersungkur dan jatuh ketika mencoba melukiskannya lewat sebait kalimat yang ku sebut puisi..

    ReplyDelete
  12. @Miz Tiakebingunganmu dalam mengomentari tulisanku di atas itu juga sebuah komentar. Karena Alam adalah Tuhan semesta. karenanya tak habis kata aku curi darinya..

    ReplyDelete