Cerita Tentang Huruf-Huruf Sunyi

By
Advertisement

Pada Huruf-Huruf Sunyi Serupa Tiang Pinisi

Aku telah menyebutnya pada huruf permulaan
Serupa tiang pinisi atau jangkar yang lelap bermimpi
Tapi tak ku temukan rupamu di sana
Meski alif dan ya berusia senja di lidahku

Aku kerap mengecupnya
Sebelum pagi atau setelah onani
Tapi tak ku rasakan merah bibirmu
Seperti Muhammad mengjarkannya pada gembala

Aku telah menuliskannya
Pada papan-papan tak bertiang
Serupa ba ta tsa
Tapi aku belum juga mengakrabinya
Meski ranggas jati jatuh pada musimnya

Pada derit sunyi yang kerap kau kecap
Aku ingin mengembalikan huruf-hurufmu
Sebelum aku lenyap
Serupa abu di atas tungku

Purwokerto, 14 Januari 2013

Pada Pagutan Bibirmu Yang Belum Selesai

Pada pagutan bibirmu yang belum selesai
Aku lupa mencatatkan pada ingatan
Sepotong doa yang kau tabung pada embun

Ia kini berwajah sunyi
Merupa angin yang lupa jalan untuk pulang

Pada pagutan bibirmu yang belum selesai
aku ingin bertamu di kamarmu
membaca-baca buku
atau sekedar membiasakan namamu di lidahku

pada pagutan bibirmu yang belum selesai
sampaikanlah sujudku pada segenap arah
sebelum kau benar-benar lupa
segumpal jasad yang lahir dari rahim namamu

Purwokerto, 14 Januari 2013


24 comments:

  1. kunjungi balik yaaaa

    http://bagi-bagi0ilmu.blogspot.com

    ReplyDelete
  2. @MizTiaMetalis? atau mentalis? Jelas tidak kedua-duanya..

    ReplyDelete
  3. "Sepotong doa yang kau tabung pada embun"
    aku suka bait yang ini bro, maknanya bisa dalem banget tergantung arah pemikiran masing masing personal..
    salut,jempolbuat karyamu bro....

    ReplyDelete
  4. bang,kok makna puisinya bisa dewasa gitu ya??? ane bikin susah amat. komen back y

    ReplyDelete
  5. @henky hermonomakasih sob? Silahkan ditafsirkan sendiri karena saya sudah tidak berhak menafsirkannya. salam:)

    ReplyDelete
  6. @Vicio rizkydewasa yah? Mungkin karena saya lebih tua umurnya dari kamu sob?

    ReplyDelete
  7. emang umur ngaruh ke isi puisi yak sob?

    ReplyDelete
  8. @UnikTenannggak juga sih? itu soal kemampuan merangkai kata aja saya kira. makasih udah mampir ya?

    ReplyDelete
  9. keren puisix.... seandaix sy bisa buat jg..

    ReplyDelete
  10. @Abdul Haris Mubarakkarena itulah saya menamai puisi atau sajak

    ReplyDelete
  11. pasti tidak mudah untuk membuat puisi yang sebagus ini
    nice sharing :)

    ReplyDelete
  12. Wah, aku serasa pulang ke rumah
    Dimana kutemukan lantunan-lantunan rindu sang ibu
    Di saat senja di teras dengan jendela tak berkaca
    Berdendang bersama rembulan dan airmata
    Dimana kunikmati setiap naskah, kuujarkan, dan kutingkahkan menjadi lelakon dalam kembara....
    Sebuah dunia, yang kata orang merupakan dunia kecil dari dunia nyata, penuh intrik dan air mata, penuh kecupan dan kerling manja...
    Serasa kembali ke teaterku tercinta....

    hmmm, romantisme itu indah bukan?

    ReplyDelete
  13. @Ahmad Khoirul Azmiwah-wah, ini sih bukan komen mas? tapi semacam kiriman puisi. hehehe..mesti harus saya lanjutkan dan saya posting nih...

    ReplyDelete
  14. puisinya sangat bagus sob
    nyonge waraih gawe puisi lah

    ReplyDelete
  15. @Reo Adam wah kang, puisi sing tok tulis anu pas inyong kelebon indang kueh..

    ReplyDelete